Berdarah-darah atau tawaran-tawaran itu justru datangnya berbanding lurus dengan usaha dan doamu?
“Sulit? Ah, mudah, kok!” … Perkara mudah dan sulit itu memang sangat subjektif. Takaran bisa dikembalikan kepada masing-masing orang.
Kalian percaya dengan apa yang dinamakan proses, kan? Dimana semuanya harus dijalani tahap demi tahap yang mungkin aku dan kalian tak mengetahui ujung dari proses itu sendiri.
Di blog ini ada beberapa proses yang kucatat, “Kok Bisa Jadi Web Developer? Semua Berawal Dari Blogspot!”, “Harjo mampir”, “Setahun menghidupi keputusan”, dimana dari semua proses itu aku mengawalinya dengan permenunganku tentang hidup: “Manusia: Lahir, Sekolah, Bekerja dan Mati – Sebuah Catatan”.
Aku sedang menjalani proses dimana aku harus masuk di dalam satu fase kehidupan; bekerja! Seperti yang kalian sudah baca, aku telah mengambil keputusan untuk merantau ke satu kota dimana langitnya selalu pasi, Jakarta!
Lalu, semudah atau sesulit apa mencari pekerjaan sebagai sumber nafkah di sini? Berdarah-darah atau tawaran-tawaran itu justru datangnya berbanding lurus dengan usaha dan doamu?
Sepanjang perjalananku, sampai sekarang masih dimudahkan untuk mencari pekerjaan. Aku pernah melamar dan akupun juga seringkali “dilamar” oleh perusahaan. Untuk bidang kerjaku yang berhubungan dengan IT, hal ini sangat lumrah. Lagipula, saat ini layanan untuk mendapatkan pekerjaan sudah tak lagi memerlukan usaha yang berpeluh-peluh. Buka Jobstreet atau JobsDB, cari nama posisi yang sesuai dengan keahlian lalu serbulah semua listing yang ditemukan dengan CV-mu. Semudah kamu memencet “Send” atau menekan “Enter” ketika kamu sedang asyik chatting lewat messengermu.
Aku pernah mengikuti proses seleksi karyawan dari salah satu perusahaan besar di Indonesia yang katanya proses seleksinya tidak mudah! Aku harus melewati 3 kali interview, beberapa kali tes tentang “kesehatan emosi” dan skill serta tes kesehatan sebelum akhirnya aku dinyatakan lolos karena berhasil melewati semuanya dengan torehan angka yang apik. Namun di proses offering, dengan alasan belum cukup PeDe, aku memutuskan untuk tidak bekerja di sana. Lalu aku mengirimkan CV-ku ke perusahaan lain dan aku diterima dengan proses yang tidak sebanyak perusahaan yang kutolak tersebut.
Aku terus berkarya dan berpenghasilan melalui ‘dua kapal’, satu lewat bekerja sebagai karyawan tetap dan bekerja sebagai pekerja lepas meskipun masih dalam 1 bidang yang kukuasai yaitu web development.
Di lain kapal, aku juga tak terlalu kesulitan untuk mendapatkan orang yang ingin memakai jasaku. Tak lepas karena usahaku untuk membuat yang terbaik bukan hanya karena nominal yang kudapat, tapi kepuasan ketika aku sudah total dalam mengerjakan, menaklukan algoritma yang kompleks dalam baris-baris kode serta komunikasi yang selalu kuletakkan sebagai modal ‘Numero Uno’ dalam pekerjaanku sebagai pekerja lepas.
Niat!
Disaat aku mati nanti, aku tidak mau dikenang sebagai web developer, tapi lebih daripada itu, aku mau dikenang sebagai orang yang selalu “niat” dalam mengerjakan semua hal sesuai pilihan hidupnya…
Ya, Niat! Aku selalu berpikir untuk meniatkan segala sesuatu yang bagiku menyenangkan dan sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran dan kehendakku. Sulit bagiku untuk menjadi abu-abu.
Aku suka menulis, aku membuat blog dan di dalam prosesnya aku tidak pernah kenal waktu untuk mencari ilmu-ilmu baru di dalamnya. Aku masih saja penasaran dengan platform-platform mesin blog yang baru. Aku masih mencari bentuk-bentuk baru dalam mengemas tulisanku. Tentu saja, aku masih melahap buku untuk memperkaya diksiku dalam tulisan
Belum lama ini aku mengemas tulisanku dengan infografik dan ilustrasi yang kubuat sendiri dengan kamampuan mengolah desain grafis yang kumiliki. Aku membuat tulisan tentang kegeramanku sewaktu melihat cara politisi berbicara dan meletakan diri mereka di televisi.
Ya, aku menikmati proses ini. Proses dimana aku bingung mau menulis apa, proses dimana aku miskin ide dan proses dimana wangsit itu datang dan kueksekusi dengan cepat!
Kejutan itu tiba!
Notifikasi email menunjukan bahwa ada seseorang menghubungiku lewat LinkedIn Message. “Ah, pasti ada yang menawariku pekerjaan yang tak jauh-jauh dari pekerjaanku saat ini,” batinku.
Dan, ketika aku melihat subjek email tersebut, aku malah semakin penasaran dengan satu pertanyaan, “Ini orang nggak salah, kan, menawariku dengan posisi sebagai ‘Content Associate’?”
Kuteruskan membaca dan melanjutkannya dengan membaca lampiran job description tentang pekerjaan yang ditawarkan. Aku semakin penasaran!
Lalu aku cari nama perusahaan lewat Google dan aku menemukan bahwa ini perusahaan multi-nasional yang saat ini sedang membesarkan sayapnya di Indonesia!
Untuk menjawab rasa penasaranku, aku membalasnya dengan: “Maaf, dari mana asalnya kamu bisa menawariku posisi ini sedangkan pekerjaanku yang sekarang jauh dari bidang yang kau tawarkan? Kamu tidak salah orang, kan???”.
Ternyata dari balasannya aku mendapati bahwa blog-ku inilah asal muasal kejutan itu. Dia tertarik dengan caraku mengemas dan berbahasa di blog.
“duengggg!!!!”
Sementara kubuka blog-ku, aku merenung, barusaja kujabarkan kenapa aku dulu pernah menutup blog yang sudah menghasilkan uang untukku dan hari ini aku ditawari pekerjaan professional yang datangnya dari blog yang sudah aku niatkan hanya untuk catatan dan bukan mencari penghasilan ini.
Dalam permenunganku aku bersyukur, bahwasanya pilihan-pilihan hidup itu memang kadang tak mudah, aku menutup blogku yang dari 1 kontrak penulisan blog bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang besarnya melebihi pundi-pundi rupiah yang kuhasilkan dari membuat 1 website di kala itu, namun ketika kuniatkan, pilihan itu juga bisa mempertemukanku dengan kesempatan-kesempatan yang lain. Dan bisa jadi, kalau sampai hari ini aku menjadi pengangguran, datangnya tawaran ini bisa jadi akhirku menjadi tunakarya!
So, aku meminta dan bersyukur kepada Tuhan dengan adanya kejutan-kejutan yang dia berikan dalam prosesku. Aku mendaraskan seuntai doa agar tidak menjadi tinggi hati dan daripadaNya aku memohon untuk terus diberi kekuatan untuk terus melecutkan ide-ide serta mengasah kemampuan yang lebih baik lagi di kemudian hari.
That’s it! Jadi, semudah itu mendapatkan tawaran kerja hanya karena aku ngeblog? Blognya, orangnya, atau prosesnya? 🙂
Pingback: Solo 2015: November Rain! • Andrean Saputro - andreanisme.CO
Kawan, keberuntungan adalah selarasnya niat, hobi dan kenyataan.
Selamat ya.