Jumlah Sepatu Yang Kian Bertambah

Jumlah Sepatu Yang Kian Bertambah

Penghujung tahun! Aku mulai melakukan kilas balik tentang perjalananku di tahun 2015 ini. Sesaat sebelum tidur lalu aku menyudahinya dengan doa sebelum tidur.

Apa yang paling kentara?

Sepatu!

Ya! Harus kuakui, tahun ini aku membeli sepatu 3 pasang! Hanya tiga pasang kau katakan itu kentara?

Aku jarang membeli sepatu. Siklus pembelian sepatu adalah 2 tahun sekali. Kenapa? Aku masih nyaman dengan sepatu lama dan ketika aku membelinya, kupastikan aku mendapat kualitas yang bagus dan tentu saja tidak meleset dari dana yang sudah kuanggarkan. Kenapa harus bagus? Karena aku tidak mau pusing di belakang. Sekali beli, sudah. Lalu aku lebih memikirkan yang lain selain sepatu.

converse

Aku mempunyai Converse putih yang sampai sekarang masih bagus! Sol-nya memang menipis tapi tidak sampai mengelupas atau bolong. Mengingat aku adalah orang yang suka jalan kaki.

Membelinya tahun 2012 pertengahan dan sampai sekarang masih kupakai ke kantor meski tak sesering dulu. Dan ketika aku memakainya, aku teringat dengan langkah-langkahku bersamanya. Aku masuk Jakarta dengan langkah kaki yang terbalut si Converse ini!

3 tahun berlalu dan alhasil, sepatu Converse-ku semakin nyaman dipakai. Dan sekitar tahun 2013, Converse ini juga menjadi sepatu basket di lapangan basket Apartemen Kalibata City!

Lalu negara api menyerang! hahaha

Pada dasarnya aku adalah orang yang sangat pemilih. Dan seleraku tidak bisa dipengaruhi hanya dengan kata “Trend” atau lagi “Hype!”. Sebelum membeli sepatu, biasanya aku mengamati beberapa jenis sepatu dan mencarinya di internet, baik itu review atau in-use lewat video di Youtube. Lalu kuendapkan sambil membayangkan jika sepatu itu kupakai serta kupadupadankan dengan celana-celanaku, “masuk” atau tidak.

Seketika aku mempunyai pikiran bahwa sepatu itu cocok, aku tidak langsung berniat menebusnya! Aku masih keliling mencari-cari model yang lain. Mengendapkannya lalu berkeliling lagi. Paling banter usahaku adalah menyambangi toko sepatu untuk mengamatinya secara langsung. Sambil memeganginya, aku memastikan lagi apakah sepatu ini cukup “prima” dari segi kualitas. Jika ragu, langsung kuputuskan untuk meninggalkan gerai sepatu tersebut.

Jika model dan kualitas kupertimbangkan betul, aku tentu saja mempertimbangkan aspek ekonomi. Berapa anggaran biaya yang ingin kukeluarkan. Merogoh kocek cukup dalam untuk sebuah sepatu menurutku bukanlah hal yang bijak. Karena aku bukan konglomerat pun artis yang harus menjaga penampilan. Yang biasa-biasa saja. Karena kalau harus bokek, sepatu tidak bisa dimakan!

Tak lupa kutanyai juga beberapa pendapat temanku tentang sepatu yang ada dalam wishlist-ku. “Aku cocok nggak?”, “Warnanya yang pas apa ya?”, “Merk ini oke ngga, sih??”, dll.

Setelah berbulan-bulan memikirkannya dan muncul kata “pas!”, aku baru mulai memburunya lalu kutebus! Dan seperti biasa, aku menikmati sepatu baruku sampai 2 tahun kedepan!

Entah kenapa, di tahun ini aku seakan ingin agak mengubah penampilanku. Lebih detail dalam memilih ukuran baju/kaos, cara menata rambut dan tak kupungkiri, aku mulai “modern” dalam berpenampilan. Mulai kepincut dengan model-model kekinian dan aku semakin tahu soal preferensi style-ku sendiri.

Aku mulai suka mamakai boots dan kaos lengan panjang. Bagiku ini adalah 2 model busana yang paling kuhindari dari dulu. Karena aku berpikir kalau aku tidak pantas memakainya. Aku tidak punya tampang!

Setelah aku nekat memakainya, reaksi dari teman-temanku serta visualku menangkap bahwa aku cukup pantas dengan busana seperti yang kuterangkan di atas. Untunglah. hahaha

Aku kalap! Meskipun aku masih memerlukan waktu berbulan-bulan untuk kemudian menebusnya. Namun aku tidak membiarkan waktu 2 tahun untuk membeli sepatu baru. Aku kalah! Baru 4 bulan, aku mulai memikirkan model yang lain. haha

1451443485308

Terakhir, diluar kebiasaanku, aku membeli Nike Roshe One dari Instagram! Aku bahkan tidak pernah hafal ukuran kakiku. Aku selalu menyambangi toko sepatu, mencoba 2-3 ukuran, setelah dapat ukuran lalu bayar! Selesai. Aku malas memikirkan kalau untuk merk ini sekian, untuk merk yang lain sekian.

Aku hanya memberi ukuran kakiku dalam centimeter lalu kuminta rekomendasi ukuran dari penjualnya. Ukuran kakiku kulebihkan 0.5 cm untuk memberi ruang ketika aku memakai kaos kaki.

Transaksi untuk menebus sepatu baruku adalah di bawah 5 menit! Aku tak terlalu bertanya banyak. Setelahnya kutransfer lalu sesegera mungkin aku minta diantarkan sepatu yang telah kutebus dengan layanan ojek yang saat ini sedang naik daun. Barang datang, kucoba, besoknya kupakai.

Aku sedang tidak terlalu keras dengan diriku sendiri tahun ini. Lebih menikmati hidup mungkin? hmmm… Namun aku berharap tetap bisa kritis dan tetap bisa berhemat untuk tahun depan. Seperti kata orang tua, bersenang-senang boleh, namun harus ada batasnya. Bukankah sesuatu jika dibatasi lebih asyik daripada jadi tak teratur karena tidak ada batasan? Ehmm… Belum tentu juga. Kita lihat tahun depan! 🙂

blog-sepatu-2015

2 Comments Jumlah Sepatu Yang Kian Bertambah

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *