CSS-isme Di Balik Layar

CSS-isme Di Balik Layar

… para programmer memiliki style masing-masing dalam menuliskan kodenya. Bagiku tidak ada yang salah dan tidak ada yang paling benar. Banyak metode penulisan baris kode program yang beredar di luar sana, namun semuanya bermuara pada standar

Perkara membuat atau menghasilkan sesuatu adalah semacam mengubah state wacana menjadi kenyataan. Sebelum berwacana, biasanya akan ada 2 hal, ide atau kebutuhan. Lalu setelahnya akan dihadapkan lagi dengan kesempatan. Kesempatan untuk memiliki waktu dan tenaga lebih untuk membangun.

Tulisan kali ini adalah semacam behind the scene CSS-isme – A quick start template for (hopefully) better websites. “Karena koding adalah harapan.”, sebuah CSS Framework yang kubuat atas dasar kebutuhan. Kebutuhanku untuk memiliki sebuah kerangka kode yang menuruti style-ku sendiri. Perlu diketahui, para programmer memiliki style masing-masing dalam menuliskan kodenya. Bagiku tidak ada yang salah dan tidak ada yang paling benar. Banyak metode penulisan baris kode program yang beredar di luar sana, namun semuanya bermuara pada standar. Hal yang kubuat kali ini standarnya adalah Web Standards.

Dengan pengalaman kurang lebih 4 tahun di bidang yang ku kuasai, Front-end Web Development, aku cukup sering memakai framework yang sudah ada di luaran sana. Pertama kali yang kuingat adalah framework 960 Grid System (960gs) lalu muncul Bootstrap dan Zurb Foundation. Namun jika ditarik ke belakang lagi, aku cukup lama berkutat dengan non-framework, menuliskan baris kode untuk setiap komponen yang akan kutampilkan di antar muka website yang kubuat. Banyak yang error? Atau istilahnya nge-bug? Iya. Tentu saja.

Dalam prosesnya, aku mempelajari banyak hal dari baris kode orang lain. Menyesuaikan dengan aturan yang sudah ditetapkan pembuatnya serta terus mengasah dan memperbaharui teknologi terbaru dari bidang yang kugeluti ini. Rasa tak puas karena size-nya terlalu berat yang pada akhirnya mempengaruhi performa kecepatan akses website yang kubuat atau compiler-nya yang berseberangan dengan preferensiku membuatku harus bekerja ekstra untuk lagi-lagi membuat penyesuaian. Entah dengan mencabut komponen yang tidak kuperlukan atau mem-porting compiler-nya.

Dari proyek demi proyek web development yang aku selesaikan membuatku cukup mengetahui apa saja yang sebenarnya aku butuhkan. Kira-kira 3 bulan yang lalu aku menginisiasi proyek untuk membuat kerangka kode yang simple dan mudah dikustomisasi. Aku mulai membuat list apa saja yang ingin menjadi fitur kerangka kode yang akan kubuat dan nantinya akan kupakai di semua proyek web developmentku ke depan.

Fiturnya adalah:

  • Fleksibilitas grid responsive yang bisa dikonfigurasi
  • Typeset module atau komponen yang tidak terikat dengan konfigurasi style keseluruhan (modular)
  • Fleksibilitas dalam menentukan breakpoints dan kompabilitas dengan Internet Explorer (IE)

Lihat fitur lain dari CSS-isme

Karena koding adalah harapan.

Lalu untuk compilernya, aku menggunakan SASS dan Compass. Kenapa tidak memakai LESS? Bukan berarti SASS lebih bagus. Kembali lagi seperti di awal, ini hanya masalah preferensi saja.

Setelah 3 bulan aku menyelesaikan proyek ini. Selanjutnya aku membuat dokumentasi untuk panduan cara menggunakan framework. Ya, karena awalnya aku memang berniat untuk membagikan proyekku ini untuk dipakai dan dikembangkan bersama. Aku berusaha untuk menuliskan baris kode agar mudah dipahami orang lain. Ini tidak mudah. Berkali-kali aku harus mengganti nama variable atau class yang ingin aku gunakan agar mudah ditangkap dan membuatku mudah untuk mendeskripsikan setiap komponen dari framework yang aku buat. Walaupun idealnya tanpa dijelaskan, baris kode kita harus mudah dipahami. Ya. Di tahap ini aku masih harus terus belajar.

Kenapa dokumentasinya berbahasa Inggris? Karena bagiku menggunakan bahasa Inggris lebih intuitif untuk menjelaskan hal teknis yang berkaitan dengan pemrograman. Bukan karena kemenggres! 😀

Lalu setelah ini aku masih harus mengembangkan framework CSS-isme dan semoga masih diberikan kesempatan baik waktu atau tenaga di kemudian hari.

CSS-isme – A quick start template for (hopefully) better websites.

“Karena koding adalah harapan.”

 

 

 

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *